1 Tawarikh 5

Hidup Seperti Kacang Lupa Kulitnya

6 Januari 2022
GI Tommy Chendana

Peribahasa "bagai kacang lupa kulitnya" dapat menunjuk kepada orang yang sebelumnya miskin, lalu melupakan asal usulnya setelah menjadi kaya, bahkan menjadi sombong dan tidak tahu diri. Kondisi seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Di pasal 5 ini, penulis Tawarikh mengarahkan perhatian kepada suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye yang menguasai wilayah sebelah timur Sungai Yordan mulai dari Aroër, Yaezer, Gilead, dan Basan (bandingkan dengan Bilangan 32:1-42; Ulangan 3:18-20; Yosua 1:12-15, 13:8-32; 22:1-8).

Ruben, anak sulung Yakub, telah menodai kehormatan salah satu selir ayahnya, yaitu Bilha, sehingga Tuhan menghukum Ruben dengan mencabut hak kesulungannya (Kejadian 35:22; 49:3-4). Meskipun demikian, Tuhan tetap memperhatikan Ruben serta keturunannya dengan memberikan wilayah yang sangat baik untuk beternak (1 Tawarikh 5:9b). Suku Gad adalah suku yang pandai berperang serta memakai perisai dan tombak. Rupa mereka seperti singa, dan gerak mereka secepat kijang di atas pegunungan (1 Tawarikh 12:8; Ulangan 33:20-21), sehingga tidak mengherankan bila dari suku Gad muncul para pahlawan yang gagah perkasa. Suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye adalah suku yang setia memegang janji kepada Musa untuk tidak meninggalkan saudara-saudara mereka sebelum Tanah Perjanjian berhasil direbut (Bilangan 32:1-42; Yosua 22:1-3). Dalam setiap peperangan, ketiga suku ini senantiasa berseru kepada Allah, dan Allah mengabulkan doa mereka, Allah memberi kemenangan demi kemenangan karena mereka percaya kepada-Nya (1 Tawarikh 5:20). Sayangnya, setelah memasuki masa kejayaan, mereka berubah setia. Mereka melupakan dan meninggalkan Allah. Mereka lebih memilih beribadah kepada allah bangsa-bangsa asing. Bagaikan kacang lupa kulitnya, demikianlah yang terjadi dengan ketiga suku ini. Oleh karena itu, Allah menghukum mereka dengan mengizinkan raja Pul atau Tilgat-Pilneser--raja Asyur--mengangkut mereka ke pembuangan sebagai tawanan perang.

Setiap jawaban doa seharusnya membuat kita bersyukur kepada-Nya. Mengingat perbuatan Allah yang ajaib di masa lalu akan membentuk cara pandang kita, yaitu bahwa kasih setia Allah tak pernah berubah. Saat Anda meraih kesuksesan, pernahkah Anda bersikap seperti kacang yang lupa kulitnya?

Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design